Wednesday 29 August 2012

Bertaruh nyawa

"Mempertaruhkan Nyawa". Kata yang powerful. Kata yang sering digunakan untuk menggambarkan begitu gagah beraninya seseorang dalam memperjuangkan sesuatu yang diyakininya. Sering disematkan kepada para pejuang kemerdekaan dan pejuang kebenaran. Bahkan juga disematkan kepada pejuang keluarga yang gigih mencari nafkah bagi keluarganya.

Tidak hanya gagah, namun juga terdengar indah.

Namun tadi siang saya bertemu dengan seseorang yang "juga" mempertaruhkan nyawanya. Namun kali ini dia mempertaruhkan nyawanya untuk "detik waktu".
Beberapa pengendara sepeda motor tampak tidak mau menunggu lampu merah. Dengan gagahnya mereka menerobos lampu merah. Akibatnya salah satu motor tertabrak mobil yang melaju cukup kencang dari arah kanannya. Sangat ironis karena beberapa detik kemudian lampu lalu lintas kami berubah menjadi hijau. Jika saja dia mau menunggu beberapa detik, mungkin dia masih hidup.

Pertanyaannya, apakah dia sedang terburu-buru karena urusan hidup mati seseorang ? Faktanya para penerobos lampu merah tidak sedang terburu-buru. Mereka hanya tidak sabar menunggu. Dan lucunya ini sudah menjadi prilaku buruk banyak orang di jalanan.

Apakah anda termasuk diantaranya ?

Hari ulang tahun RI atau hari kemerdekaan RI ?

17 agustus kemaren melihat spanduk besar di jalan. Sponsornya tentu saja salah satu partai yang ingin terlihat eksis. Bukan cuma ABG yang pengen eksis. Tapi bukan sponsornya yang menarik perhatian gue. Tapi tulisan yang berwarna merah cerah dan menggunakan huruf kapital semua. Bunyinya " HUT RI KE 67 ".

Trus apa yang salah ?

Memang ga ada yang salah dengan tulisan itu, tapi kenapa saya jadi merasa miris. Apalagi jika dihubungkan dengan rasa nasionalis yang sudah sangat luntur di negara ini. Saya pribadi menganggap kata HUT itu sama sekali tidak spesial. mungkin karena dibesarkan dari keluarga yang juga tidak menganggap ulang tahun sebagai suatu yang spesial. Bagaimana ga, ulang tahun sendiri aja sering pada lupa.

Tapi masalahnya apa kalo tulisannya HUT RI ?

Sekali lagi ga ada yang salah. Hanya ada yang lebih baik. Indonesia menjadi sebuah negara karena merebutnya dari penjajah. Ya.. Pejuang "MEREBUT KEMERDEKAAN'  dari tanggan penjajah. Sebuah hasil yang sangat besar dan membanggakan bagi kita. Jadi mengapa kita tidak menggunakan kata 

"HARI KEMERDEKAAN RI"

Terdengar gagah dan membanggakan. Saya yakin hal yang sepele ini dapat meningkatkan rasa bangga bagi yang membacanya. Karena bangga merupakan awal dari terbentuknya rasa nasionalis. Saya rasa...

Dirgahayu Indonesiaku..