Saturday, 30 April 2011

Status facebook dan karakter seseorang

Facebook bukan kata yang aneh lagi di telinga kita. Tiap ketemu orang baru, pertanyaan pertama adalah nomor telephone yang kedua adalah account facebook. Sebagian perusahaan bahkan menjadikan account facebook sebagai salah satu acuan dalam menerima calon karyawannya.

Benarkah karakter seseorang bisa dilihat dari account facebooknya ?

Saya ga tau jawabannya. Tapi setelah saya amati (maklum kurang kerjaan), tiap orang memiliki ciri khas dalam memanfaatkan account facebook nya. Antara lain
  1. Ada yang selalu menulis hal-hal yang informatif di dalam statusnya. Sehingga accountnya terlihat sebagai sebuah account berita
  2. Ada yang selalu menuliskan keluhannya terhadap keadaan sekitarnya. Keluhan terhadap teman kantor, tetangga, kerjaan, hujan, panas, sampai tukang mie ayam pun dia keluhkan.
  3. Ada yang selalu menuliskan kegembiraannya. Sampe-sampe kalimat "What a wonderfull day" dan kalimat sejenis ditulisnya berulang-ulang.
  4. Ada yang selalu menunjukkan bahwa dia adalah orang alim. dengan kalimat-kalimat dakwahnya, serta menuliskan petikan kitab suci nya.
  5. Ada yang selalu menuliskan kalimat-kalimat motivasi.Mungkin dia ingin semua temannya termotivasi untuk maju seperti dirinya
  6. Ada yang selalu menuliskan kegiatan dari buka mata, sampe tutup mata. "Baru bangun nih", "mandi dulu ah", "berangkat kantor", "bis penuh banget, mana macet lagi", "sampe kantor","meeting", 'ke wc", dan seterusnya. Khusus yang tipe ini biasanya langsung saya hidden hehehe..
  7. Ada yang selalu meng-upload foto dirinya sesaat sebelum berangkat kantor. dengan latar belakang yang sama, yaitu lemari pakaian di kamarnya.
  8. Ada juga yang selalu mempromosikan dagangannya. Maklum pengikut MLM.
  9. Ada juga yang unik. Kadang dia menunjukkan kesederhanaannya, kadang terdengar kompleks. Kadang menunjukkan kebejatannya, tapi tidak jarang menunjukkan kealimannya. Kadang menunjukkan bahwa dia menikmati hidup, tapi sering juga dia mengeluh.

Pertanyaannya sekarang, Tipe yang manakah anda ?

pict : facebook.com

Saturday, 9 April 2011

Perokok = Orang egois ?


"Ternyata perokok itu orang-orang yang egois ya..."
Weits.. Saya cukup merasa terpojokkan dengan pernyataan itu. Walaupun saya sekarang tidak merokok, tapi dulu saya termasuk perokok cukup berat. Jadi masih terasa tersindir. Yang mengagetkan pernyataan itu keluar dari seorang sahabat yang juga seorang perokok. Jadi dengan terpaksa saya harus mendengarkan argumennya. Karena saya pikir jika pernyataan tersebut keluar dari mulut seorang perokok, maka argumennya pasti lebih objektif.


Mudah saja cara dia menjelaskan argumennya. Saya diajak melihat seseorang yang sedang merokok di sebuah tempat makan. Yang saya harus perhatikan bukanlah si perokok, tapi orang-orang disekitarnya. Jelas sekali terlihat bahwa orang-orang disekitarnya menunjukkan wajah terganggu. Namun tidak ada satupun dari mereka yang berani menegurnya. Entah tidak berani, atau males membuat masalah.Yang jelas si perokok tenang-tenang saja mengumbar asapnya kemana-mana.


Kemudian saya diajak membayangkan jika si perokok tadi berada di ruang tertutup seperti bis, angkot atau tempat makan yang tertutup. Lebih parah lagi jika ruangan itu ber ac. Jelas orang disekitarnya akan lebih terganggu. Namun sekali lagi. mereka hanya menunjukkan wajah terganggu tapi tidak menegurnya.


Belum puas menyampaikan argumennya, dia menunjukkan fakta bahwa banyak sekali orang tua yang merokok di rumahnya. Anak dan istri terpaksa menghisap asap selama bertahun-tahun tanpa berani protes. Lebih lucunya lagi saat si anak mencoba-coba untuk merokok, sang ayah marah besar.


Ternyata dia masih ingin menyampaikan argumennya. dan saya yakin masih belasan bahkan mungkin puluhan alasan yang mendukung pernyataan dia tadi. Tapi saya cegah. Karena selain dia mulai berbicara seperti penceramah, juga karena cacing di perut sudah mulai demo minta makan.


Dua situasi tadi sudah menjelaskan kepada saya, sah-sah saja jika seorang perokok dianggap orang yang egois. Saya yakin bukan karena sifat dasar si perokok, tapi lebih karena ketidaktahuan. Buktinya saya yang sudah lama merokok, baru menyadari hal itu.

Lalu bagaimana cara menjadi perokok yang tidak egois ? Menurut saya jawabannya sangat sederhana.  
  1. Merokoklah di ruang terbuka, jauh dari orang lain yang bukan perokok.
  2. Jagalah keluarga anda dengan tidak merokok di rumah atau di dekat mereka.
  3. Tegurlah setiap orang yang merokok di dekat keluarga anda.
Ayo menjadi perokok yang tidak merugikan orang lain.

pict : mynews.in

    Dunia dalam senyumanku

    Jadi ingat satu minggu yang lalu saat menjemput istri pulang kerja. Hujan deras membuat jalan-jalan di jakarta menjadi neraka bagi penggunanya. Pada cuaca cerah saja jalan - jalan kesulitan menampung debit kendaraan apalagi saat hujan. Ruas yang menyempit karena banjir menambah usut wajah kota.

    Seakan tersihir, mood saya pun mendadak terjun bebas. Dan sudah dipastikan bukan saya saja yang mengalaminya. Hampir setiap orang yang saya lihat sepanjang jalan menunjukkan wajah murungnya. Tidak satupun senyuman saya temukan. Klakson barsahutan diiringi wajah garang pengendaranya. Pedagang asongan berteduh dengan tatapan mata kosong seakan sedang berada di dunia lain. Aparat pun memilih menyingkir dari jalan karena memang kemacetan sangat sulit terurai. Sore yang sangat kacau. menambah beban hidup warganya. Beban hidup ?

    Ya, sepertinya saya terlalu berlebihan menggunakan istilah itu. Harusnya suasana sore ini hanya menjadi sebuah "tantangan" bukan "beban". Setidaknya begitulah yang selalu didendangkan para motivator dalam setiap pentasnya. Tapi sampai detik ini saya tetap tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Mungkin karena saya terlalu lemot hehehe..

    Beberapa hari kemudian saya menghadapi situasi yang sama. Sore yang rame karena jam pulang kantor. dihiasi hujan deras dan banjir di mana-mana. Tapi kali ini saya sedikit berbeda. Saya memutuskan untuk tidak terbawa suasana. Saya memaksakan diri untuk tersenyum. Ya, memaksakan diri. Karena memang sulit untuk tersenyum dalam keadaan seperti ini. AJAIB, kali ini saya melihat banyak sekali wajah ceria dan senyuman. Mulai dari pengendara, pedagang asongan, peminta-minta sampai aparat terlihat tersenyum dan sesekali bercanda dengan orang di dekatnya. Kemana saja mereka beberapa hari yang lalu ? Memang masih terlihat wajah murung, tapi hanya segelintir saja. Klakson tetap bersahutan, tapi ditelinga terasa berbeda. Ada yang aneh dengan dunia, atau justru saya yang mulai aneh.

    Mungkin para motivator yang lebih ahli dan mampu untuk menjelaskan fenomena ini. Tapi saya ga peduli. Saya tidak mau terjebak dalam pembahasan hal-hal yang tidak jelas seperti ini. Yang penting saya mulai menikmati fenomena ini. Sekarang senyum menjadi senjata saya dalam menghadapi masalah apapun. Walau dipaksa, ternyata tetap berkhasiat besar. Karena dunia akan berubah saat saya tersenyum.

    pict : clipartof.com

    Friday, 8 April 2011

    Mutasi motor dari tangerang ke jakarta barat

    Ga nyadar ternyata sudah waktunya perpanjang STNK motor. Namun ternyata ada masalah, saat ini saya sudah menjadi warga jakarta barat, sehingga KTP sudah ganti dari KTP Tangerang jadi KTP Jakarta Barat. Inilah letak masalahnya, perpanjang STNK harus menggunakan KTP yang alamatnya sama dengan STNK. Mau ga mau harus melakukan mutasi.

    Tanggal 28 maret (senin) mulai perjalanan dengan mengunjungi Samsat serpong. Tempat yang saya nilai sangat teratur dan jelas teknis perpanjangan STNK nya. Kali ini untuk mutasi, saya kembali mencoba untuk tidak menggunakan calo. Sampai di samsat saya langsung mengutarakan ingin mutasi motor. Lalu diberikan formulir mutasi dan di suruh melakukan pemeriksaan fisik motor. Oya sebelumnya jangan lupa siapkan KTP, STNK, dan BPKB asli beserta fotocopinya.

    Lokasi pemeriksaan fisik ada di belakang gedung samsat. Bawa motor ke tempatnya, trus langsung menuju loket pemeriksaan fisik, diberikan formulir dan diserahkan ke petugas periksa. Setelah itu kembali ke loket tadi. Cukup cepat, tidak sampai 10 menit sudah dipanggil dan membayar Rp 25.000,- (tanpa kwitansi).
    Kembali ke gedung samsat, kali ini langsung ke loket mutasi. Serahkan berkas - berkas tadi dan tunggu. Kali ini cukup lama, 40 menit kemudian baru dipanggil dan membayar Rp 75.000,-. Diberikan tanda terima dan fc STNK yang dilegalisir sebagai pengganti STNK sementara.Disuruh kembali 3 hari lagi (kamis).

    Hari kamis pagi kembali ke loket mutasi, serahkan tanda terima. 5 menit kemudian dipanggil dan mendapat berkas-berkas lengkap yang nanti diserahkan ke samsat Jakarta Barat. Ternyata masih ada satu langkah lagi di serpong. Serahkan berkas tadi ke loket fiskal untuk membayar fiskal antar daerah. Biaya fiskal Rp 35.000,-. Kita mendapat satu berkas lagi yaitu lembar fiskal.
    Pengurusan di serpong saya nilai sederhana dan tidak rumit. Terima kasih samsat serpong.

    Besoknya (jumat) saya datangi Samsat Jakbar di Jl. Daan Mogot. Langsung ke loket pemeriksaan fisik untuk melegalisir hasil pemeriksaan fisik di serpong. Tidak perlu membawa motor karena tidak melakukan pemeriksaan fisik ulang. Ga sampe 10 menit dipanggil dan membayar Rp 30.000,-. Satelah itu fotocopy lembar fiskal, permohonan mutasi dan berkas pemeriksaan fisik yang sudah dilegalisir.
    Langsung ke lantai 4, minta formulir mutasi, diisi lalu kembalikan bersama semua berkas (kec KTP dan BPKB asli) ke loket. Bayar Rp 60.000,-. Lalu saya mendapat tanda terima dan disuruh kembali hari senin.

    Senin pagi datang jam 8.30. Bertepatan dengan jam buka pelayanan Samsat. Langsung ke lantai 4 dan menyerahkan tanda terima. Dengan santainya bapak yang di loket tadi mengembalikan tanda terima saya dan mengatakan masih lama karena harus mencari berkasnya di ribuan berkas lainnya. RIBUAN ?. Alasan yang saya anggap mengada-ngada, karena menurut saya samsat jakbar tinggal membuat berkas baru bukan mencari berkas lama seperti di serpong. Lebih aneh lagi dia bisa menuliskan no polisi yang baru di kertas tanda terima saya. Apakah dia minta disuap supaya pengurusan lebih cepat ? Hmm.. mungkin saja. Tapi saya sudah bertekat untuk tidak melakukan itu. Karena jika saya adalah aparat pemerintah, saya akan sangat terhina jika ada seseorang yang menyuap saya.

    1 jam 15 menit saya menunggu, tapi saya tidak melihat dia melakukan pencarian berkas yang katanya ribuan tadi. Oya, saat itu orang yang sedang mengurus mutasi hanya saya, sehingga loket mutasi tidak sedang sibuk. Akhirnya kesabaran saya habis, saya mendatangi petugas loket yang disebelahnya, seorang ibu. Lalu dia mengecek tanda terima saya. Dengan wajah ragu dan melirik ke bapak tadi dia menjawab masih 30 menit lagi. Kemudian saya duduk. Namun 5 menit kemudian ibu tadi memanggil saya dan menyerahkan slip pembayaran pajak. Wuih, bener-bener sialan tuh bapak. Ternyata berkasnya sudah ada di meja itu dari tadi.
    Setelah itu saya ke loket pembayaran pajak dan membayar Rp 265.000,-. slip tadi saya serahkan ke loket pengambilan STNK. STNK langsung di tangan. Berkas-berkas saya sudah ada di meja mereka dari pagi. Buktinya saat bayar pajak, berkas saya sudah di loket pajak dan STNK baru pun sudah siap di ambil di loket pengambilan STNK. Bener-bener pelayanan yang buruk dari oknum samsat.

    Setelah STNK di tangan, tinggal mengambil plat nomor. Letak loketnya di belakang kantor samsat. Seperti STNK tadi, ternyata plat nomor saya sudah siap untuk diambil. bayar Rp 5000,-.

    Selesailah urusan mutasi STNK. Sistemnya tidak rumit malah bisa dikatakan sederhana. Terimakasih Samsat yang sudah membuat sistem yang baik sehingga pengurusan menjadi mudah. Namun perlu diawasi lagi oknum-oknum yang bisa merusak citra samsat.

    Catatan biaya :
    Samsat Tangerang
    - Pemeriksaan fisik  Rp 25.000,-
    - Pengurusan mutasi Rp 75.000,-
    - Fiskal antar daerah Rp 35.000,-
    Samsat Jakbar
    - Legalisir pemeriksaan fisik Rp 30.000,-
    - Pengurusan mutasi Rp 60.000,-
    - Pajak kendaraan (mio) Rp 265.000,-
    - Plat nomor Rp 5.000,-
    TOTAL Biaya : Rp 495.000,-


    pict : www.clipartof.com